Ditinjau oleh Dr. Johan Indra Lukito
Apa itu Tuberkulosis?
Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyebabkan infeksi pada paru atau jaringan lain. Ini biasanya mempengaruhi paru Anda, tetapi juga dapat mempengaruhi organ lain seperti tulang belakang, otak, atau ginjal Anda. Kata "tuberkulosis" berasal dari kata Latin untuk "nodul" atau sesuatu yang menonjol.
Ada dua jenis infeksi tuberkulosis (TBC) yang berdasarkan tingkat keparahannya. Berikut ini di antaranya:
TBC Laten
Infeksi TBC laten berarti seseorang telah terinfeksi bakteri tetapi tidak memiliki gejala apapun dan tidak dapat menularkan TBC ke orang lain.
TBC Aktif
penyakit TBC aktif berarti bakteri aktif berkembang biak dan menimbulkan gejala, dan orang tersebut dapat menularkan TBC ke orang lain. Hampir 90% kasus aktif pada orang dewasa berasal dari infeksi TBC laten.Infeksi TBC dapat disebabkan oleh bakteri yang resisten atau sudah kebal terhadap obat.
Menurut WHO, sebanyak 1,5 juta orang meninggal akibat penyakit TBC di tahun 2020. Penyakit ini merupakan penyakit dengan urutan ke–13 yang paling banyak menyebabkan kematian, dan menjadi penyakit menular nomor dua yang paling mematikan setelah COVID-19. Penyakit tuberkulosis (TBC) menjadi penyakit paling mematikan. Walaupun termasuk penyakit yang mematikan, penyakit tuberkulosis TBC termasuk penyakit yang bisa dicegah dan disembuhkan.
Penyebab Tuberkulosis
Tuberkulosis atau TBC, terutama ditularkan melalui udara ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Hal ini melepaskan air liur atau droplet yang mengandung bakteri ke udara, yang kemudian dapat dihirup oleh orang lain di dekatnya. Penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang yang menghirup bakteri TBC menjadi terinfeksi, karena sistem kekebalan tubuh seringkali dapat melawan infeksi. Namun, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti pengidap HIV, malnutrisi, atau kondisi medis tertentu, berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi. TBC juga bisa menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi, tapi hal ini lebih jarang terjadi.
Bagaimana Gejala Tuberkulosis (TBC) ?
Pada umumnya Gejala TBC hampir sama dengan beberapa gejala penyakit pernafasan lainnya. Oleh karena itu, penting untuk mengonsultasikan ke dokter guna menjalankan diagnosa yang tepat. Sehingga bisa diketahui dengan pasti apakah Anda tertular TBC atau tidak.
Gejala umum penyakit tuberkulosis(TBC) antara lain:
- Perasaan sakit atau lemas
- Penurunan berat badan
- Demam dan keringat pada hari malam
- Kelelahan yang ekstrim
Gejala yang ada juga dapat menjadi penyebab penyakit lain, tidak selalu merupakan gejala penyakit tuberkulosis(TBC). Infeksi tuberkulosis (TBC) yang menyerang organ paru atau TBC paru memiliki gejala seperti:
- Batuk berkelanjutan (lebih dari tiga minggu)
- Batuk mengeluarkan dahak berdarah
- Mengalami sesak nafas secara bertahap dan akan semakin memburuk
Tidak hanya di paru, TBC juga dapat berkembang di luar organ paru-paru. Infeksi TBC dapat menyerang kelenjar getah bening, tulang dan persendian, sistem pencernaan, kandung kemih, sistem reproduksi, hingga otak serta sistem saraf. Infeksi TBC lebih sering menyerang bagian tubuh lainnya, terutama pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Bagaimana Cara Pencegahan Tuberkulosis (TBC)?
Karena TBC adalah infeksi yang ditularkan melalui udara, bakteri TBC dilepaskan ke udara ketika seseorang dengan TBC menular batuk atau bersin. Risiko infeksi dapat dikurangi dengan menggunakan beberapa tindakan pencegahan sederhana:
- Dapatkan vaksinasi: Salah satu cara paling efektif untuk mencegah TBC adalah dengan mendapatkan vaksinasi. Vaksin Bacille Calmette-Guérin (BCG) diberikan kepada bayi baru lahir di negara-negara di mana tuberkulosis sering terjadi. Ini dapat membantu mencegah bentuk TBC yang parah pada anak-anak.
- Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin dan jaga kebersihan: TBC menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Mempraktikkan kebersihan yang baik dapat membantu mencegah penyebaran penyakit. Ini termasuk menutupi mulut dan hidung Anda saat batuk atau bersin, mencuci tangan secara teratur, dan menghindari kontak dekat dengan orang yang memiliki TBC aktif.
- Meningkatkan ventilasi: Ventilasi yang baik dapat membantu mengurangi risiko penularan tuberkulosis. Buka jendela dan pintu untuk menghirup udara segar dan memastikan bahwa ada ventilasi yang memadai di ruang tertutup.
- Skrining untuk tuberkulosis: Orang yang berisiko lebih tinggi terkena TBC, seperti mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau yang telah melakukan kontak dekat dengan seseorang yang memiliki TBC aktif, harus disaring secara teratur. Deteksi dini dan pengobatan dapat mencegah penyebaran penyakit.
- Minum obat sesuai resep: Jika Anda didiagnosis menderita TBC, penting untuk minum obat sesuai resep. Ini akan membantu memastikan bahwa infeksi diobati secara efektif dan mengurangi risiko penularan ke orang lain.
Dengan mengambil langkah-langkah pencegahan ini, Anda dapat mengurangi risiko TBC dan melindungi diri Anda dan orang-orang di sekitar dari penyebaran penyakit. Jika Anda ingin menanyakan seputar kesehatan, jangan lupa untuk konsultasi ke Sahabat Kesehatan.
Yuk, #SehatBareng bersama KALBE - Sahabat Kesehatan buat Anda
Referensi:
National Health Service. Tuberculosis (TB) [Internet]. 2020 [cited 2023 July 28]. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/tuberculosis-tb/causes/
Dallas, Marry Elizabeth. Everyday Health. Tuberculosis. California; Everyday Health; 2022. Available from: https://www.everydayhealth.com/tuberculosis/guide/
Mitra Keluarga. Tuberkulosis (TBC), Kenali Gejala, Penyebab dan Cara Penularan [internet]. 2022 [cited 2023 July 28]. Available from: https://www.mitrakeluarga.com/artikel/artikel-kesehatan/tuberkulosis