Vaksin Astrazeneca baru-baru ini menjadi perbincangan karena menyebabkan efek samping TTS pada sebagian kecil orang setelah mendapatkan jenis vaksin COVID-19 tertentu. Namun apa itu TTS dan benarkah terjadi akibat vaksin AstraZeneca? Simak artikelnya di sini!
Menurut Healthline, trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS) adalah salah satu penyakit sindrom yang sangat langka. TTS terjadi saat seseorang mengalami pembekuan darah (trombosis) disertai jumlah trombosit yang rendah (trombositopenia).
Trombosis merupakan pembentukan bekuan darah, yang dapat mengurangi aliran darah normal di pembuluh darah yang terkena. Sementara itu, trombositopenia adalah kondisi di mana tidak terdapat cukup trombosit dalam darah. Trombosit sendiri biasanya membantu darah untuk membeku atau menggumpal, sehingga menghentikan pendarahan yang berlebihan.
Untuk diketahui, penyakit ini disebut sebagai trombositopenia trombotik imun yang diinduksi vaksin (vaccine-induced immune thrombotic thrombocytopenia/VITT) karena menyerang setelah penderita menerima vaksin COVID-19 tertentu.
Gejala TTS
Menurut Health Direct, ada beberapa gejala yang otak dan tubuh ketika mengidap TTS, antara lain:
- Penglihatan kabur
- Sakit kepala yang parah dan terus-menerus
- Mengantuk
- Kesulitan berbicara
- Sulit bernapas
- Kejang atau kebingungan
- Pembengkakan kaki
- Nyeri perut yang terus-menerus
- Nyeri dada
- Muncul bercak darah kecil di bawah kulit, jauh dari tempat suntikan.
Gejala kemungkinan akan muncul antara 4-42 hari setelah menerima suntikan vaksin COVID-19.
Faktor Risiko dan Komplikasi TTS
Hingga saat ini, masih belum diketahui bagaimana TTS bisa menyerang setelah vaksinasi COVID-19. Namun, penyakit ini dianggap mirip dengan trombositopenia yang diinduksi heparin (HIT).
Sebagai informasi, HIT merupakan reaksi langka terhadap heparin atau obat pencegah penggumpalan darah yang memengaruhi cara kerja trombosit. Ada beberapa orang yang berisiko terkena TTS antara lain:
- Punya kelainan genetik tertentu
- Berusia di atas 50 tahun
- Mengidap kelebihan berat badan atau obesitas
- Didiagnosa menderita penyakit autoimun atau kanker
- Mengonsumsi terapi penggantian hormon atau pil KB wanita hamil
Jika ingin vaksin, sebaiknya harus berkonsultasi dengan dokter agar risiko efek samping langka bisa lebih dihindari.
Tanggapan BPOM Mengenai Vaksin Astrazeneca Penyebab Terjadinya TTS
BPOM telah memberikan penjelasan publik terkait polemik vaksin ini
- Manfaat pemberian vaksin COVID-19 AstraZeneca lebih besar daripada risiko efek samping yang ditimbulkan.
- Kejadian efek samping TTS sangat jarang terjadi dan umumnya muncul pada periode 4 sampai 42 hari setelah pemberian dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca. Apabila TTS terjadi di luar periode tersebut, maka kejadian TTS tidak terkait dengan penggunaan vaksin.
BPOM memastikan bahwa saat ini vaksin COVID-19 AstraZeneca sudah tidak beredar di Indonesia.
Itu dia penjelasan mengenai vaksin AstraZeneca penyebab terjadinya TTS. Yuk, cari tahu informasi seputar kesehatan lainnya di website Sahabat Kesehatan ya!
Sumber:
Healthline. What is thrombosis with thrombocytopenia syndrome (tts), a rare condition caused by some covid-19 vaccines? [Internet]. 2023 [cited 2024 May 7]. Available from: https://www.healthline.com/health/vaccinations/thrombosis-with-thrombocytopenia-syndrome
Health Direct. Thrombosis with thrombocytopenia syndrome (tts) [Internet]. 2023 [cited 2024 May 7]. Available from: https://www.healthdirect.gov.au/thrombosis-with-thrombocytopenia-syndrome-tts
Badan POM. Penjelasan publik nomor hm.01.1.2.05.24.35 tanggal 5 mei 2024 tentang pemantauan jangka panjang keamanan vaksin covid-19 astrazeneca [Internet]. 2024 [cited 2024 May 7]. Available from: https://www.pom.go.id/penjelasan-publik/penjelasan-publik-nomor-hm-01-1-2-05-24-35-tanggal-5-mei-2024-tentang-pemantauan-jangka-panjang-keamanan-vaksin-covid-19-astrazeneca